Thursday, April 4, 2013

Mbois Teacher


Salah satu contact dalam bb ku memasang avatar "Mr. Indra mbois Teacher". Kata mbois sudah 20 tahun lebih tidak muncul dalam kosakata populer tata bahasa indonesia. Pun sejak 20 tahun yang lalu kata mbois tidak pernah disandingkan dengan kata teacher.-guru. Hal ini dikarenakan guru biasanya tidak mbois. orang mbois biasanya tidak jadi guru. Profesi kami distigmakan sederhana, rapi, berseragam. Kata mbois dapat diartikan menjadi bergaya, fashionable, up to date, sangat tidak guru sekali. Salah satu pertanyaan dalam tes psikologi penerimaan guru yang kujalani adalah:
1. Apakah anda suka mengikuti trend terbaru dalam berpakaian?
2. Apakah anda suka membelanjakan keuangan anda untuk keperluan fashion?
pertanyaan tersebut muncul beberapa kali dalam lembar yang terpisah dan aku sukses lulus tes tersebut karena aku selalu menjawab "tidak". Maka sukseslah aku menjadi seorang guru di salah satu sekolah yang ternama.

Kenyataanya guru memang tidak disarankan untuk tampil mbois. Di sekolah tempatku bekerja para guru tidak diperkenankan mewarnai rambut. Para guru juga tidak diperkenankan mewarnai kuku. Kami tidak diperkenankan memakai make up yang berlebihan. Dan kami juga tidak diperkenankan memakai aksesoris yng berlebihan. Intinya kami tidak diperkenankan tampil mbois. Namun aku yakin, yang dimaksud bapak Indra pada profile picture bb nya adalah bukan mbois penampilan, melainkan mbois pikiran, mbois hati.

Menghadapi remaja kelebihan hormon dan energi akibat konsumsi susu formula pada waktu kecil dan makanan siap saji pada waktu beranjak dewasa, diperlukan hati dan pikiran yang super mbois.

Bila anda masuk ke sebuah kelas berisi remaja berusia 13-17 tahun dan mengawali pelajaran dengan kalimat "anak-anak hari ini kita akan mempelajari sejarah pembangunan candi Borobudur pada jaman dinasti Syailendra" lalu mengambil kapur dan mulai menuliskannya di papan panjang-panjang, maka dalam waktu kurang dari 5 menit kelas anda akan dipenuhi zombie-zombie berseragam. Entah kenapa manusia zaman I-pad dan tabs sangat mudah sekali bosan. Di saat seperti itulah anda harus berpikiran mbois. Maka pada hari pertama aku mengqajar dengan ketar-ketir dan harap-harap cemas aku memperkenalkan diriku dan mengawali pelajaran dengan kalimat: " Selamat pagi anak-anak, hari ini kita akan membuat drama dengan mengangkat kisah pembangunan Candi Borobudur pada masa kejayaan dinasti Syailendra". Kemudian aku membagikan teks sejarah yang sudah kuubah menjadi naskah drama. Kuperhatikan kelas, tidak ada mata-mata zombie, terdengar kalimat2 "Aku mau jadi patih GajahMada" "Hush, patih Gajah mada bukan yang bikin candi doi!". Tercium bau antusias, Eliana Hapsari mbois teacher episode 1.

Selain pemikiran yang mbis, seorang guru juga sebaiknya memiliki hti yang mbois. Kami berhadapan dengan teknologi yang memungkinkan akses ke berbagai informasi termasuk informasi yang seharusnya tidak diperlukan anak usia belasan tahun. Semua kemudahan itu justru menjadi boomerang yang menjebak bagi anak-anak didik. Yang tidak siap akan dengan mudah terperosok dalam kesalahan hidup berefek jangka panjang.

Menjadi terbuka adalah langfkah pertama untuk membimbing dan menolong mereka dalam melalui masa-masa paling HIT dalam hidup mereka. Seperti Jumat ini ketika aku mendapati muridku menangis pada waktu pelajaran Sejarah ku. "Riana, kamu belum mengumpulkan tugas paper minggu llu ya? besok terakhir ya." Tiba-tiba Riana muridku yang cantik dan memang agak mbois penampilannya itu beruraian air mata. Aku panik, ini masi bulan pertamaku mengajar dan aku sudah membuat seorang murid menangis. Padahal kalau dipikir-pikir, pertanyaanku kan tidak terlalu menusuk hati, tugas yang kuberika itu juga bukan mission impossible buatkan dulu seribu candi. Situasi membingungkan ini menjadi lebih membingungkan ketika Riana memintaku bertemu dengannya sepulang sekolah di perpustakaan. Berbagai skenario muncul di pikiranku.
Kemungkinan1: "Bu, saya tidak terima, saya ini kan anaknya menteri pendidikan."
Kemungkinan 2: "Bu, saya tidak terima, saya ini kan anaknya kepala sekolah."
Kemungkinan 3: "Bu, saya tidak terima, sya ini kan anaknya bagian personalia sekolah"
Aku sudah bersiap-siap merasa jadi calon pengangguran ketika Riana berkata:
"Bu, saya hamil."
Wajahku pada waktu itu mungkin lebih mirip lampu setopan korslet. Merah, hijau merah hijau. Shock, lega, shock lagi lega lagi. Aku lega bukan anak bos yang kubuat menangis. Aku shock baru pertama kali mendapat pengakuan seperti ini. Aku berusaha tidak terlihat panik. berusaha terlihat tetap mbois hati.
"Riana, sekarang kamu tenang dulu, yang paling penting kamu harus memberi tahu orang tuamu tentang ini"
"Tapi bu, saya takut nanti ditanya papa siapa yang melakukannya..."
"kamu jangan takut Riana"
"Soalnya sya ngga ingat siapa yang melakukannya bu...."
Korslet itu sudah memadamkan lampu setopanku total. Aku mengarahkan segenap kekuatan untuk tetap mbois.
"Kok bisa kamu tidak ingat Riana..?"
"Soalnya waktu itu aku mabuk bu...tau-tau aku hamil...."
Dengan tetes kekuatan ,mboisku yang terakhir kupeluk Rianan.

Akhir pekan itu aku mendampingi Riana menceritakan masalah nya pada orang tuanya. pendampingan membuat amarah turun sampai dengan 50%. Aku berhasil meyakinkan orang tua Riana bahwa pada saat ini yang dibutuhkan Riana adalah dukungan bukan tekanan. Eliana Hapsari mbois teacher episode 2.

Tugas guru bukan sekedar mengajar, kami membuat ilmu menjadi pengalaman hidup dan pengalaman hidup menjadi ilmu.

Elisabeth Hanung - mbois teacher.

10 comments:

  1. wah terdengar menarik itu kata-kata mbois. dan sepertinya kita, di (katanya sih namanya) negara Indonesia butuh guru-guru mbois seperti mba elisabeth ini.

    ReplyDelete
  2. trimakasih commentnyaaaaaa waaaa senang sekali dapat comment itu yaaaa ternyataaaaaaa (norak abaikan saja) okeeeee keep in touch yaaaa

    ReplyDelete
  3. Sori Bu Guru Hanung...
    Aku rodo telmi biyanget inih... :D

    Jadi maksute guru mbois itu guru modis yo??

    Salam,
    @ludwinardi | 313FE116
    www.ludwinardi.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya pak, modis penampilan, modis pemikiran, modis hati,kalo punya pendapat interpretasi pribadi jg monggoooo, trimakasih sudah dicomment ya pak

      Delete
    2. saya pikir mbois itu adalah kata yang nge-trend di jawa timur khususnya di daerah Malang. ibu dari Malang ya? yuk bu ke tempat saya, kalau ada waktu sambil ngopi sambil baca kisah petualangan :) http://escapetravellingadventure.blogspot.com

      Delete
    3. Pak Escape Keren sekali tulisan dan fotonya, 4 tahun di malang dan sudah hampir pindah ndak tahu ada begitu banyak tempat yang bagus seperti itu. Ngomong2 bapak sudah mencoba daftar ke Departemen Pariwisata Kabupaten Malang? Anda sepertinya cocok bekerja di sana. (Bagian promotor) wkwkwkwkw... maaf bercanda lho ya ini... Maaf saya belum comment di blognya maklum gaptek masi nunak-nunuk pake blog. Tapi terimakasih sudah berbagi ya pak. Kalo bisa info kulinernya juga ada doooong. Semangat menulis!

      Delete
  4. hehehehe. well mumpung lagi benar2 nganggur, time to give comment


    hmm tulisannya bagus, kata kata nya juga pas mengesankan prbadi seorang guru muda yang masih tetep gaholl.. (istilah alay u/ gaul) yang juga smart dlm menyikapi hal2 di sekitarnya. that's cool, krn tdk terlalu bnyk org yg concern thd pendidikan dgn style penyampaian seperti anda.

    saya suka cara anda memberikan preview tentang episode 1 n episode 2, seolah menjadikan kami akan menanti klnjutan dari mini seri atau cerita bersambung tentang kehidupan si Eliana ini. ide yg cerdas dalam memprtomosikan future post tapi... (maaf ad tapi nya dikit ya mbak)
    kok di posting selanjutnya tidak membahas tentang pengalaman sukses Eliana dlm membuat siswa antusias belajar 'sejarah candi borobudur' atau pun tentang bgaimana detil Eliana dalam membantu siswa menyelesaikan kasus muridnya yang hamil. Saya rsa kedua preview itu masih akan menjadi tulisan yang keren kalau dikembangkan lagi, karena saya rasa banyak yg bisa dieksplorasi dari bagian2 plot tersebut.

    begitu saja komennya. terima kasih
    hehehehe. well mumpung lagi benar2 nganggur, time to give comment


    hmm tulisannya bagus, kata kata nya juga pas mengesankan prbadi seorang guru muda yang masih tetep gaholl.. (istilah alay u/ gaul) yang juga smart dlm menyikapi hal2 di sekitarnya. that's cool, krn tdk terlalu bnyk org yg concern thd pendidikan dgn style penyampaian seperti anda.

    saya suka cara anda memberikan preview tentang episode 1 n episode 2, seolah menjadikan kami akan menanti klnjutan dari mini seri atau cerita bersambung tentang kehidupan si Eliana ini. ide yg cerdas dalam memprtomosikan future post tapi... (maaf ad tapi nya dikit ya mbak)
    kok di posting selanjutnya tidak membahas tentang pengalaman sukses Eliana dlm membuat siswa antusias belajar 'sejarah candi borobudur' atau pun tentang bgaimana detil Eliana dalam membantu siswa menyelesaikan kasus muridnya yang hamil. Saya rsa kedua preview itu masih akan menjadi tulisan yang keren kalau dikembangkan lagi, karena saya rasa banyak yg bisa dieksplorasi dari bagian2 plot tersebut.

    begitu saja komennya. terima kasih
    hehehehe. well mumpung lagi benar2 nganggur, time to give comment


    hmm tulisannya bagus, kata kata nya juga pas mengesankan prbadi seorang guru muda yang masih tetep gaholl.. (istilah alay u/ gaul) yang juga smart dlm menyikapi hal2 di sekitarnya. that's cool, krn tdk terlalu bnyk org yg concern thd pendidikan dgn style penyampaian seperti anda.

    saya suka cara anda memberikan preview tentang episode 1 n episode 2, seolah menjadikan kami akan menanti klnjutan dari mini seri atau cerita bersambung tentang kehidupan si Eliana ini. ide yg cerdas dalam memprtomosikan future post tapi... (maaf ad tapi nya dikit ya mbak)
    kok di posting selanjutnya tidak membahas tentang pengalaman sukses Eliana dlm membuat siswa antusias belajar 'sejarah candi borobudur' atau pun tentang bgaimana detil Eliana dalam membantu siswa menyelesaikan kasus muridnya yang hamil. Saya rsa kedua preview itu masih akan menjadi tulisan yang keren kalau dikembangkan lagi, karena saya rasa banyak yg bisa dieksplorasi dari bagian2 plot tersebut.

    begitu saja komennya. terima kasih

    hendz

    ReplyDelete
    Replies
    1. lupa, dont forget to check on mine at hendrasprayitno.wordpress.com

      Delete
    2. Iya si pak anda sudah orang ke dua yang bilang kalo ini dikit bgt hahahahaha... Saya masi belajar meningkatkan daya tahan saya untuk tetap tekun pada satu topik. Akan dipertimbangkan ;) trimakasih commentnya, trimakasih jg sudah share blognya, sgera dibaca hihihi...

      Delete
  5. tulisan ibu guru sangat menarik sekali :)

    walaupun guru itu sepertinya tidak wajar untuk "mbois", tetapi tidak ada salahnya guru menarik perhatian murid-muridnya dengan cara ini :)
    hal ini akan membuat mereka nyaman, mempunyai seorang guru yang bisa nyambung ngebahas apapun dengan mereka. mungkin hal ini akan membuat mereka gampang menerima sebuah pelajaran dikarenakan seneng dengan kepribadian gurunya *pengalaman saya dengan guru hehe

    thanks bu guru atas cerita pengalamannya. menginspirasi ^_^

    ReplyDelete